DAFTAR ISI
Daftar Isi
............................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................... 1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan .......................................................................................... 6
D. Manfaat ........................................................................................ 6
BAB II Kajian
Teori
A. Pengertian Tari Baris Tunggal …................................................. 6
B. Asal Usul Tari Baris Tunggal …….............................................. 7
C. Tata Gerak ................................................................................... 7
D. Tata Busana
................................................................................. 8
E. Iringan Tari .................................................................................. 9
F. Upaya Melestarikan Tari Baris Tunggal ….................................. 10
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
.................................................................................. 11
B. Kritik dan Saran
........................................................................... 12
Kata
Pengantar
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat limpahan rahmat beliau kami dapat menyelesaikan laporan makalah ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya, mengenai “Tari
Baris Tunggal”. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan
pertunjukan tari. Terkadang kita bisa menyaksikan di layar televisi ataupun di
sebuah pertunjukan tari di publik. Dan di makalah ini kami akan menguraikan
Tari Tradisi Baris Tunggal yang
mencakup asal usul, tata gerak, serta busana busana khas tari ini
Kami menyusun makalah ini,
selain untuk menyelesaikan tugas juga untuk memperluas wawasan kami tentang Seni
Tari Tradisi Baris Tunggal. Kami
menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, terutama
dalam kelengkapan materi dan pemadatannya. Oleh karena itu kami tetap
mengaharapkan saran dan kritikan anda semua. Akhir kata kami ucapkan parama
santhi.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
BAB I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki ribuan pulau.
Dimana setiap pulau mempunyai keunikan masing-masing. Baik dilihat dari letak,
keadaan dan kebudayaanya. Letak yang strategis tidak luput menjadi faktor
Indonesia dikenal oleh banyak kalangan mancanegara, hal ini tentu semakin
mempermudah Indonesia memperkenalkan kebudayaanya yang begitu banyak dan unik.
Kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayahyang merupakan bentuk jamak dari buddhi (
budi/akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture , yang berasal dari
kata latin coleve, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan menjadi “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagaian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung mengganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang orangyang berbeda budaya dan menyesuaikan perbeda
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu di pelajari. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Mallinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Kebudayaan Indonesia juga
mempengaruhi sesuatu yang ada dalam masyarakat Indonesia. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui
sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR
No.II tahun 1998, yakni “Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesiadan merupakan keseluruhan daya upaya
manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam
segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan
pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti
dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya,
Semarang: P&K, 199”. Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari
kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada
kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional,
serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya:
“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia
jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan
Daerah dan Kebudayaan Nasional”.Bali merupakan salah
satu pulau yang memiliki kebudayaan yang sangat kental dan telah membantu
mengangkat nama Indonesia dikenal oleh banyak kalangan. Pulau yang terletak di
sebelah timur pulau Jawa ini, memiliki segenap keunikan yang tidak bisa ditemui
di pulau lain. Hal yang menonjol dan selama ini dikenal oleh sebagian besar
memang dari sektor pariwisata Bali itu sendiri. Bermodalkan lingkungan yang
mendukung seperti keindahan beberapa pantainya yang tidak bisa ditemui di
wilayah lain memang menjadi daya tarik pulau ini sendiri. Walau pada
kenyataanya Bali adalah pulau kecil diantara gugusan pulau yang membangun
negeri kita Indonesia dari sabang sampai merauke. Bali adalah salah satu pulau
dari lebih tiga belas ribu pulau yang membangun bumi nusantara. Sejak lama bali
yang kecil mungil ini dikenal masyarakat dunia karena keunikan dan hasil
kebudayaan yang dimiliki dari jaman dahulu kala sampai dewasa ini. Pulau bali
yang di dalam peta terlihat bagaikan seekor bebek, mulutnya berada di barat,
ekornya di timur, dan kakinya di selatan dengan telornya pulau Nusa Penida.
Dari bentuknya saja dapat kita lihat keunikan yang tidak ada duanya. Bali
memiliki banyak kesenian, salah satunya adalah seni tari. Pengertian tari
menurut B.P.H Suryodininggrat mengatakan dalam bukunya yang berjudul Babad Lan Mekering Joged Jawi bahwa tari
adalah gerak seluruh anggota tubuh yang diiringi irama lagu musik yang
diselaraskan dengan ekspresi tarinya. Secara umum tari dapat diartikan sebagai
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah
yang diiringi irama, lagu, musik, yang diselaraskan dengan ekspresi tarinya
dalam suatu ruang. Bagi
masyarakat Bali tarian tidak bisa dipisahkan dari setiap kegiatan keagamaan,
namun dengan anggapan seperti ini bukan berarti setiap orang Bali bisa menari.
Ada yang memang lahir mempunyai bakat ini, biasanya juga bapak dan ibu ataupun
kakeknya dulu juga penari. Kesenian tari bagi masyarakat Bali memang tak bisa
dipisahkan. Tarian Bali, seperti Legong, Janger, Baris, Kecak, adalah tarian
yang disakralkan dan mengalami masa jaya pada tahun 1930. Pada
awalnya, tari-tarian yang ditekuni oleh para pragina (penari) adalah jenis
tarian sakral sebagai bagian tak tenpisahkan dengan prosesi upacara dan hanya
dipegelarkan tatkala diselenggarakan upacara keagamaan di Pura. Selanjutnya
tumbuh pula jenis tarian yang merupakan pelengkap suatu prosesi keagamaan dan
bahkan lebih jauh berkembang menjadi media komunikasi masyarakat sekaligus
sebagai sarana hiburan.Tari
di bali menurut fungsinya dibagi menjadi tiga, yaitu tari wali, tari bebali,
tari balih-balihan. Tari wali merupakantari yang
dipentaskan sehubungan dengan dilaksanakan suatu upacara keagamaan di suatu
Pura. Tari Wali ini umumnya dipentaskan di halaman tengah Pura (Jeroan) dan
tidak akan dipentaskan pada acara-acara lainnya. Perangkat tari seperti busana,
topeng atau juga barong sangat dikeramatkan oleh warga penyungsungnya serta
disimpan di suatu Pura sehingga dipersyaratkan adanya upacara khusus saat
diambil dari tempat penyimpanannya, saat ditarikan serta di simpan kembali pada
tempatnya.Contoh tari wali seperti tari rejang, tari baris, barong, tari
sanghyang, topeng sidakarya, tari baris gede. Tari bebali merupakan jenis tari
Bali yang juga digelar pada suatu upacara keagamaan dan umumnya tari bebali
dipentaskan dengan suatu lakon yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara
tersebut. tari topeng pajegan, topeng panca, drama tari gambuh, arja, telek dan
wayang misalnya, adalah jenis tari Bebali yang paling sering dipentaskan.
Sebagai pengiring suatu upacara. Tari Bebali biasanya dipentaskan di Jaba
Tengah yang merupakan ruang diantara halaman luar (Jaba Sisi) dengan halaman
utama (Jeroan) suatu Pura. Sedangkan tari balih-balihan merupakan perkembangan
dari seni Wali dan Bebali yang ditujukan sebagai sarana hiburan dengan lakon
serta kreasi tari dan tabuh yang lebih bebas. Seringkali jenis balih-balihan
ini memakai lakon-lakon yang populer di masyarakat saat itu untuk membuka
kesempatan masuknya emosi penonton kedalam pergelaran tersebut merupakan bagian
yang samapentingnya dengan penari dan penabuh pada biasa disebut wewalen.
Contoh tari balih-balihan seperti tari jogged, janger, kecak, tari kebyar
duduk. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tari baris tunggal.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah dan perkembangan
tari Baris Tunggal ?
2.
Apa saja keunikan yang dimiliki
tari Baris Tunggal ?
3.
Bagaimanakah upaya upaya yang
dilakukan sebagai wujud rasa cinta terhadap tari Baris Tunggal sebagai tari
tradisional yang merupakan bagian dari kebudaayaan bali?
A.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui perkembangan dan
sejarah tari Baris Tunggal
2.
Untuk mengetahui keunikan yang
dimiliki tari Baris Tunggal yang membedakan dengan seni tari lainnya
3.
Untuk mengetahui bagaimana cara
melestarikan kesenian tari tradisional di Bali khususnya tari Baris Tunggal
A.
Manfaat
1.
Memberikan wawasan seni tari
tradisional yang ada di Bali sebagai upaya melestarikan budaya Bali
2.
Mengetahui asal usul dan sejarah
tari Baris Tunggal
BAB II
Kajian Teori (Isi)
A.
Pengertian Tari Baris Tunggal
Tarian
yang ada di Bali ada bermacam-macam, ada yang bersifat hiburan ada juga untuk
upacara yadnya yang sering disebut tari sakral, seperti tari Baris Tunggal. Tari
Baris ini merupakan juga tari kepahlawanan, mempertunjukkan jiwa keprajuritan
dan juga dalam memainkan senjata dalam perang, sebuah tarian kedewasaan
jasmani, gerakan-gerakan tarian menununjukkan kewibawaan seorang prajurit dalam
setiap langkahnya yang tegap dan berwibawa. Kematangan jiwa tercermin dari
gerak langkah yang dinamis dan tatapan mata yang dalam dan karakter yang kuat.
B.
Asal Usul Tari Baris Tunggal
Menurut
catatan sejarah, tari Baris Tunggal diperkirakan telah ada pada pertengahan
abad ke-16. Dugaan ini didasarkan pada informasi yang terdapat pada Kidung Sunda,
diperkirakan berasal dari tahun 1550 Masehi. Pada naskah tersebut, terdapat
keterangan mengenai adanya tujuh jenis tari baris yang dibawakan dalam upacara
kremasi di Jawa Timur.
Selain
itu, terdapat juga keterangan bahwa pada awal kemunculannya, tari Baris Tunggal
merupakan bagian dari ritual keagamaan di kala itu. Jenis tari baris yang
berkaitan dengan ritual keagamaan disebut tari baris upacara atau tari baris
gede. Tari baris jenis ini dibawakan secara kelompok oleh delapan sampai 40
orang, dengan berbagai pernak-perik pelengkap berupa senjata tradisional yang
bervariasi tergantung asal daerah dari setiap tarian.
C.
Tata Gerak
Gerak-gerak
dalam tari Baris Tunggal menceritakan ketangguhan para prajurit Bali di masa
lalu. Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga. Kedua lengan
yang nyaris selalu pada posisi horizontal dengan gerak yang tegas. Gerak khas
lainnya yang ada pada tari baris adalahselendet atau
gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerak ini menggambarkan
sifat para prajurit yang senantiasa awas terhadap situasi di sekitarnya
Komposisi tubuh yang di gunakan untuk
mengiringi tari Baris Tunggal biasanya terdiri atas :
1.
Menarikan Bagian
Pepeson (Gilak)
2.
Menarikan Bagian
Pengadeng (Bapang)
3.
Menarikan Pekaad
(Gilak Jerih)
1. Dapat
dilakukannya bagian tari ini dengan penjiwaan
yang
benar ragam-ragam gerak pada bagian ini:
1.1. Mungkah lawang
1.2. Ngagem kanan dan kiri
1.3. Majalan najek dua (Nayog)
1.4. Ngopak Lantang
1.5. Ngalih Pajeng
1.6. Malpal
2. Dapat
dilakukannya bagian tari ini dengan penjiwaan
yang
benar ragam-ragam gerak pada bagian ini:
2.1. Ngagem bapang kiri dan kanan
2.2. Ngesed Dawa dan Nyaregseg
2.3. Gayal-gayal
2.4. Wuta Ngawa Sari
2.5. Ngetog
3. Dapat
dilakukannya bagian tari ini dengan penjiwaan
yang
benar ragam-ragam gerak pada bagian ini:
3.1. Makirig/Makelid Jerih
3.2. Ngopak Lantang
3.3. Malpal
3.4. Gayal-gayal
D.
Tata Busana
Tari
baris dapat dicirikan dari busana yang digunakan penarinya. Para penari, yang
semuanya pria, menggunakan mahkota berbentuk segi tiga dihiasi kulit kerang
yang berjajar vertikal di bagian atasnya. Selain itu, tubuh penari dibungkus
kostum berwarna-warni yang terlihat longgar, menjuntai ke bawah, dan bertumpu
pada bagian pundak. Kostum atau busana ini akan mengembang saat penari
melakukan gerakan memutar dengan satu kaki, memberikan efek dramatis dalam
koreografi yang dibawakan.
Busana yang di gunakan
adalah sangat lengkap terdiri dari :
·
Badong
·
Awir
·
Lamak
·
Celana
panjang
·
Baju
bludru
·
Stewel
·
Gelang
kana
·
Gelungan
·
Keris
E.
Iringan Tari
Iringan
memegang peranan yang sangat penting didalam suatu pertunjukan, karena iringan
dapat memperindah pertunjukan.
Gambelan yang di gunakan untuk mengiringi
tari Baris Tunggal,yaitu :
·
Gong
kebyar
·
Semar
pegulingan
·
Palegongan
·
Angklung
kebyar
·
Gong
suling
·
Gong gede
·
Cumang
kirang
·
Gambelan
pajogedan
·
Gambelan
pegandrungan
F.
Upaya Melestarikan Tari Baris Tunggal
Kita
sebagai generasi muda sangat berperan penting dalam pelestarian Tari
Tradisional Bali khususnya Tari
Baris Tunggal. Berikut adalah upaya upaya yang dapat
dilakukan dalam melestarikan tari Baris
Tunggal:
1.
Turut serta mempelajari tentang
Tari Baris Tunggal baik itu sejarah tentang tari Baris Tunggal maupun mempelajari cara menari tari Baris Tunggal yang baik
dan benar.
2.
Mencintai tari tradisi yaitu tari Baris Tunggal dengan
selalu menjunjung tinggi kebudayaan tradisional khas daerah.
3.
Tidak mempelajari tarian modern
yang berasal dari Barat secara berlebihan.
4.
Tidak mengandalkan tarian modern
dan menjadikannya tolok ukur keindahan seni tari.
5.
Mengadakan pertunjunkan seni yang
mengunggulkan kesenian tradisional Bali.
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat diketahui
mengenai keunikan tari Bais Tunggal yang telah
dikaji, diantaranya ialah pengertian, asal-usul, tata gerak dan macam-macam
busana tari Baris Tunggal dari daerah masing-masing. Serta
diuraikan mengenai upaya-upaya melestarikan kesenian tari tradisional tersebut.
Begitu pentingnya kesenian tradisional tari Baris Tunggal bagi generasi muda dan tidak hanya di Bali saja generasi muda
melestarikannya melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat Indonesia karena
tari Baris Tunggal merupakan salah satu kekayaan budaya
seni tari di Indonesia. Sehingga, alangkah baiknya apabila kita
menjaga kekayaan bangsa Indonesia, dan menjunjunganya hingga ke kancah internasional
sebagai wujud rasa cinta dan kebanggaan terhadap kesenian tradisioanal kita.
B.
Kritik
dan Saran
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari
para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnyana Suantara. 2012. http://blog.isi-dps.ac.id/adnyasuantara/deskripsi-singkat-tari-baris-tunggal (diakses 16 Oktober 2013)
Koentjaraningrat,1972 Beberapa Pokok Antropologi
Sosial.Jakarta ian Rakyat.2000. Kebudayaan Mentalitas dan
Pembangunan .Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Prakempa : Sebuah Lontar Gambelan
Bali. Denpasar : Percetakan Bali, 1986
Gus
Dedung Art, 2012. http://dedungart.blogspot.com/2012/02/tari-bali-tari-baris-tunggal.html
Ensiklopedia Indonesia
mantap, membantu gan infonya (y)
BalasHapusthank's gan
BalasHapusMAKASI BRO
BalasHapusTari baris gede berisi hitungan atau tidak??
BalasHapus